Andreas Darwis Triadi
Apa ada
di benak kalian waktu denger nama Darwis Triadi? Fotografi? Yup ,
di Indonesia, pemilik nama lengkap Andreas Darwis Triadi tersebut emang identik banget
sama urusan “motret”.Tapi, tau nggak sih kalo sebenarnya om Darwis nggaksekalipun
pernah mengenyam pendidikan formal di bidang yang digelutinya selama puluhan
tahun? Berikut petikan kisah hidup pria kelahiran Solo, 15 Oktober
1954 tersebut di bidang fotografi. Awalnya om Darwis muda adalah
seorang pilot. Beliau sempat menuntut ilmu di sebuah sekolah tinggi penerbangan
di daerah Curug, Tangerang sekitar tahun 1975. Tapi , belakangan om Darwis
ngerasa nggak cocok sama profesinya sebagai penerbang. Tahun 1979, akhirnya om
Darwis mengambil sebuah keputusan berani, banting stir ke dunia
fotografi.Padahal, pengetahuan om Darwis di bidang fotografi waktu itu nggak
bisa dikatakan memadai.Apalagi latar belakang pendidikan formal pria yang kini berusia
57 tahun tersebut pun nggak bersangkut paut sama bidang fotografi. Waktu
ditanya gimana beliau dulu menekuni bidang barunya, om Darwis
menjawab,” Karena waktu itu orang masih belum tahu mau
belajar (fotografi) kemana, jadi saya belajar sendiri.” Menuntut ilmu
secara otodidak beliau lakukan dengan banyak membaca buku dan aktif melakukan
praktik di lapangan.
|
Mengapa memilih berkarier di bidang
fotografi? Om Darwis sendiri nggak punya jawaban pasti. Yang jelas, berpuluh
tahun yang lalu itu om Darwis cuman mikirin keahlian yang kira-kira bisa
jadi sumber kehidupannya kelak di masa depan, tanpa perlu kembali ke bangku
perkuliahan. “Saya enggak tahu tiba-tiba kepikiran foto. Akhirnya terus saya
jalanin foto,” ungkap om Darwis. Menurutnya, bidang fotografi di Indonesia pada
waktu itu belum terlalu diperhitungkan orang. “Tapi saya berpikir fotografi itu
enggak seperti ini nantinya. Makanya saya harus belajar benar,” tambahnya.
Selama kurang lebih empat tahun, om Darwis
mencoba menekuni fotografi secara mandiri. Sekitar tahun 1983, beliau mulai
mencari beragam informasi dan mengikuti kursus fotografi di sejumlah negara
seperti Jerman dan Swiss. Untungnya om Darwis bukanlah tipe orang yang
pelit untuk berbagi ilmu. Seiring dengan pengalaman dan pengetahuannya yang
semakin bertambah, sejak tahun 1985 om Darwis mulai giat menjadi pembicara
dalam berbagi seminar dan pelatihan terkait kegiatan “menembakkan” kamera. Dari
situ, keinginan untuk membuat sebuah lembaga pendidikan fotografi timbul. Om
Darwis mengungkapkan,” Pernah waktu itu saya berjanji, kalau saya jadi
fotografer beneran, saya mau bikin sekolah fotografi yang nonformal, tapi
profesional.” Apa yang mendasari lahirnya janji tersebut? “Mungkin karena
dasarnya saya senang ngajar ya,” jawab om Darwis.